Seperti biasanya setiap tahun ada tradisi yang dinamakan mudik atau pulang kampung. Tahun ini kebetulan kami (istri, saya dan anak) tidak pulang kampung. Kebetulan kampung istri saya di Aceh, saat ini tidak memungkinkan utk pulang.
Di tempat kami tinggal juga seseorang yang membantu kami di rumah. Yang sering disebut sebagai pembantu. Pembantu kami ini juga merangkap menjaga anak kami, yang sekarang berumur 22 bulan. Nah, ternyata pada lebaran tahun ini dia tidak kembali ke rumah kami lagi sebagai pembantu karena dia ingin mencari karir yang lebih baik.
Selama pembantu nggak ada mulailah saya dan istri berkolaborasi membagi tugas rumah, mulai dari mengurus anak, masak air, nyuci dll (jadi inget masa-masa ketika kami belum punya anak). Namun kali ini lebih beda dan repot karena tugas antara mengurus anak dan mengurus lainnya terasa berbeda. Karena mengurus anak itu ternyata harus lebih fokus , cermat dan hati-hari yang membuat kita rada-rada lebih sedikit capek dan stress dibandingkan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Apalagi sekarang anak kami sedang aktif-aktifnya.
Pada hari-hari terakhir liburan kami kelimpungan mencari pembantu. Banyak yang beralasan stok sedang kosong. Tapi Alhamdulillah berkat info dari kawan kami mendapatkan penggantinya.